Sambas – Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Humaniora Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas melakukan sosialisasi dan penyuluhan remaja di SMP 04 Kartiasa kecamatan Sambas Kabupaten Sambas pada Rabu (7/2/2018).

Kegiatan ini diisi dengan sosialisasi dan penyuluhan kepada remaja di SMP 04 Kartiasa. Tujuan dari kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa BPI ini adalah untuk mengenalkan keberadaan kampus IAIS Sambas pada umumnya dan Prodi BPI pada khususnya. Tujuan lain dari kegiatan ini adalah memotivasi minat belajar siswa dan memperdalam pengetahuan siswa serta melatih mental mahasiswa dalam menyampaikan informasi kepada siswa yang nantinya akan berimplikasi kepada mahasiswa untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat.

Acara dimulai dengan perkenalan mahasiswa dan kemudian dilanjutkan dengan perkenalan kampus IAIS Sambas dan Prodi BPI. Setelah perkenalan maka acara diisi dengan pemberian materi oleh mahasiswa BPI kepada siswa SMP 04 Kartiasa. Materi yang disampaikan tentang “Jilbab di kalangan Remaja” dan “Pengaruh Gadget Terhadap Menurunnya Minat Belajar”

Malini menjelaskan bahwa “Kebanyakan remaja menggunakan jilbab hanya mengikut tren tanpa mengetahui apa sebenarnya tujuan dan fungsi dari hijab itu sendiri”. Fenomena penggunaan hijab dikalangan remaja saat ini beraneka ragam sesuai dengan perkembangan zaman dan tren kekinian. Para remaja belum memahami secara utuh pengertian dari hijab itu sendiri.

Selain menjelaskan tentang hijab, mahasiswa BPI mengungkap pengaruh gadget terhadap menurunnya minat belajar. Faktor penyebab menurunnya minat belajar siswa akibat penggunaan getget yaitu terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang melatarbelakanginya. Faktor internalnya yaitu intelegensi, bakat, dan kesehatan, sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari lingkungan kelaurga, sekolah dan lingkungan masyarakat ujar Asmoro Fika.

Penggunaan hijab harus diwajibkan sejak dini kepada remaja putri. Remaja terutama yang putri harus mendapat perhatian dan bimbingan untuk berubah menjadi lebih baik dan tidak terpengaruh kepada fashion dan tren kekinian yang tidak mementingkan syariat yang telah ditentukan. Selain itu penggunaan getget yang sangat memprihatinkan di kalangan remaja baik putra maupun putri. Penggunaan getget harus mendapat perhatian yang serius baik dari pihak sekolah maupun orang tua, agar pemanfaatan getget mengarah ke arah yang positif.

By

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *